Jumat, 06 Juli 2012

laporan keuangan


LAPORAN KEUAGAN BULANAN      
    CV.ASSALAAM      
              Jl. Gelatik No. 115 Kel. Heledulaa Utara Kec. Kota Timur Kota Gorontalo Tlp. 081244432879
           
PERIODE   OKTOBER-NOVEMBER 2011      
           
   BULAN  URAIAN TRANSAKSI        DEBET        KREDIT          SALDO   KETERANGAN
           
  fotocopy  Rp      3.000.000      
  ATM/ATK  Rp      4.000.000      
  Pengetikan  Rp      2.560.000      
  Gaji karyawan   Rp.         617.000    
 MARET Belanja Barang   Rp.      1.003.000    
  Pemeliharaan fotocopy   Rp.         250.000    
  Biaya Listrik   Rp.         216.000    
  Belanja Dapur   Rp.         497.000    
     Rp      9.560.000  Rp     2.583.000  Rp      6.977.000  
  fotocopy Rp.      4.821.600      
  ATM/ATK Rp.      1.675.400      
  Pengetikan Rp.      3.137.750      
   April Gaji karyawan   Rp.         425.000    
  Belanja Barang   Rp.         277.000    
  Pemeliharaan fotocopy   Rp.                      -    
  Biaya Listrik   Rp.         247.600    
  Belanja Dapur   Rp.         446.500    
                Rp.    9.634.750   Rp.     1.396.100 Rp.     8.238.650  
  fotocopy Rp.    6.962.900      
  ATM/ATK Rp.    3.381.950      
  Pengetikan Rp.    2.521.000    
      MEI Gaji karyawan   Rp.         595.000    
  Belanja Barang   Rp.      1.285.500    
  Pemeliharaan fotocopy   Rp.         250.000    
  Biaya Listrik   Rp.         229.000    
  Belanja Dapur   Rp.         402.500    
    Rp.   12.865.850 Rp.      2.762.350 Rp.     10.103.500  
           SALDO KAS CV.ASSALAAM PER OKTOBER-NOVEMBER 2011 Rp.     26.701.850  
           
  Gorontalo, 1 Desember 2011  
  CV. ASSALAAM  
   
   
  SUKRIN THALIB  
      DIREKTUR    

surat permohonan


PANITIA PELAKS
SEMINAR NASIONAL 2012                                                                                                               IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

    Sekretariat : jl. Gelatik No.1 Kota Gorontalo Telp.(0435) 821942-(0435) 822725


Nomor : 07/B/Panpel-STA/VII/2012                                                         Gorontalo, 9 juli 2012
Lamp    : 1 (satu) Lbr
Hal        : Permohonan Kesediaan

Kepada Yth,
Bapak Prof.Dr.H.Qasim Mathar,MA
Di-
Gorontalo
Assalamu` alaikum wr.wb.
 Dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Seminar, fokus “Bahaya Narkoba” yang insya allah dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 juli 2012 bertempat di IAIN SULTAN AMAI Gorontalo, Maka dengan ini kami memohon kesediaan bapak untuk menjadi pemateri untuk kegiatan yang di maksud.
      Demikian permohonan kami, atas perkenaanya di ucapkan terima kasih.

                                                                                                                            Wasalam,
Ketua                                                                                                Sekretaris


Agus.Sudrajat                                                                       Anis.Bapuli

                                                            Mengetahui,
                            Dekan  Fakultas Tarbiyah Dan Tadris

                                           
Dr.Lukman Arsyad..M.Pd

Kamis, 05 Juli 2012

Makalah Masyarakat Madani

BAB II
PEMBANGUNAN MASYARAKAT MADANI
  1. Pengertian
 Makna Civil Society atau Masyarakat sipil  adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata “societies civil dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278). Cornelis Lay melihat substansi civil society mengacu kepada pluralitas bentuk dari kelompok-kelompok independen (asosiasi, lembaga kolektivitas, perwakilan kepentingan) dan sekaligus sebagai raut-raut dari pendapat umum dan komunikasi yang independen. Ia adalah agen, sekaligus hasil dari transformasi sosial (Cornelis Lay, 2004: 61). Sementara menurut Haynes, tekanan dari “masyarakat sipil” sering memaksa pemerintah untuk mengumumkan program-program demokrasi, menyatakan agenda reformasi politik, merencanakan dan menyelenggarakan pemilihan umum multipartai, yang demi kejujuran diawasi oleh tim pengamat internasional (Jeff Haynes, 2000: 28). Menurut AS Hikam, civil society adalah satu wilayah yang menjamin berlangsungnya prilaku, tindakan, dan refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan-jaringan kelembagaan politik resmi. Ciri-ciri utama civil society, menurut AS Hikam, ada tiga, yaitu: (1) adanya kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara; (2) adanya ruang publik bebas sebagai wahana bagi keterlibatan politik secara aktif dari warga negara melalui wacana dan praktis yang berkaitan dengan kepentingan publik, dan (3) adanya kemampuan membatasi kuasa negara agar ia tidak intervensionis. Dalam arti politik, civil society bertujuan melindungi individu terhadap kesewenang-wenangan negara dan berfungsi sebagai kekuatan moral yang mengimbangi praktik-praktik politik pemerintah dan lembaga-lembaga politik lainnya. Dalam arti ekonomi, civil society berusaha melindungi masyarakat dan individu terhadap ketidakpastian global dan cengkeraman konglomerasi dengan menciptakan jaringan ekonomi mandiri untuk kebutuhan pokok, dalam bentuk koperasi misalnya. Oleh karena itu, prinsip civil society bukan pencapaian kekuasaan, tetapi diberlakukannya prinsip-prinsip demokrasi dan harus selalu menghindarkan diri dari kooptasi dari pihak penguasa (Haryatmoko, 2003: 212). Antara Masyarakat Madani dan Civil Society Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil society lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah—yang dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim modern—akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara keduanya. Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84). * * *B. * *Ciri-ciri Masyarakat Madani* * * Ada beberapa ciri-ciri utama dalam civil society, (1) adanya kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara; (2) adanya ruang publik bebas sebagai wahana bagi keterlibatan politik secara aktif dari warga negara melalui wacana dan praksis yang berkaitan dengan kepentingan publik, dan (3) adanya kemampuan membatasi kuasa negara agar ia tidak intervensionis. Berikut ini adalah beberapa karakteristik masyarakat madani: 1. */Free public sphere/* (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik. 2. */Demokratisasi/*, */yaitu/* proses untuk menerapkan prinsip-prinsip */demokrasi/* sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang meliputi: */a) /* Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) */b) /* Pers yang bebas */c) /* Supremasi hukum */d) /* Perguruan Tinggi */e) /* Partai politik 3. */Toleransi/*, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain. 4. */Pluralisme/*, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. 5. */Keadilan sosial (social justice)/*, yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya. 6. */Partisipasi sosial/*, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab. 7. */Supremasi hukum/*, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali. Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia diantaranya: 1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata. 2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat. 3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter. 4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang terbatas. 5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.

Teknologi

Teknologi Integrated Circuit (IC)

A.   Era Pra Teknologi IC
            Evolusi teknologi elektronika diawali dari keinginan manusia untuk melakukan  otomatisasi pekerjaannya baik di kantor maupun di rumah. Pada awalnya semua pekerjaan itu dilakukan secara manual dengan bantuan hewan atau alat-alat lainnya. Revolusi industri dunia yang dipelopori oleh negara Inggris telah mengubah wajah industri dari tenaga kasar ke tenaga mesin. secara perlahan tetapi pasti tenaga mesin Konvensional mulai ditinggalkan dengan    pemukannya komponen-komponen elektronika yang digunakan untuk membuat mesin yang lebih baik.
             Salah satu penemuan besar manusia adalah peralatan elektronika “pintar” yang dinamakan dengan komputer. Komputer generasi pertama menggunakan komponen elektronika dalam bentuk tabung sehingga bentuknya sangat besar, memakan tempat dan tidak portable. Perkembangan teknologi elektronika yang sangat pesat seiring dengan kebutuhan manusia akan peralatan yang kompak dan dapat dibawa ke mana-mana memunculkan ide untuk memperkecil ukuran komponenkomponen elektronika tersebut. Ide ini akhirnya dapat direalisasikan setelah ditemukannya teknologi yang memungkinkan mereka mengimplementasikan hal ini yakni teknologi Integrated Circuit (IC).

1.1   Teknologi IC
            IC adalah suatu media yang berisi berbagai macam komponen elektronika yang terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi tertentu. IC umumnya berwarna hitam dengan kaki-kaki yang banyak sehingga kadang disebut dengan 1 Kepala Urusan Operasi Faslat Wing – 3, Flight Simulator Instructor (FSI), Flight Simulator Maintenance Engineer (FSME), Visual Database Modeler (VDBM) dan System Administrator (SA) Full Mission Simulator F-16A Faslat Wing – 3, Lanud Iswahjudi 2 komponen “kaki seribu”. Bila Anda pernah membuka casing komputer atau peralatan elektronik
lainnya dan melongok ke dalamnya, Anda akan melihat banyak sekali benda segi panjang atau bujur sangkar berwarna hitam atau kadang abu-abu dengan tulisan kode-kode tertentu di punggungnya, Itulah yang dinamakan dengan IC. Satu IC dapat berisi ribuan bahkan jutaan komponen elektronika seperti resistor, capacitor dan transistor. Prosesor Pentium IV berisi lebih dari 10 juta transistor di dalam IC-nya. Betapa kecilnya komponen-komponen elektronika tersebut hingga mampu berdesakdesakan dalam jumlah yang sangat banyak di dalam sebuah IC yang ukurannya tidak lebih dari 25 cm2. Itulah kehebatan teknologi elektronika.
            Pada awalnya jumlah komponen yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah IC sangat terbatas. Perkembangan teknologi IC mampu mengatasi hal ini sehingga kita mengenal istilah LSI, VLSI dan ULSI. LSI adalah singkatan dari Large Scale Integration sedangkan VLSI adalah singkatan dari Very LSI dan ULSI dari Ultra LSI. ULSI mengandung jumlah transistor lebih banyak dibandingkan VLSI dan seterusnya. Pada tahun 1965, pendiri Intel Gordon Moore mengatakan bahwa jumlah transistor per inci persegi di dalam sebuah IC akan meningkat dua kali lipat setiap Tahun dan ini menjadi kenyataan. Lalu bagaimana caranya memasukkan berjuta-juta transistor ke dalam  ebuah IC seperti prosesor Pentium IV ? Hal ini dapat dilaksanakan dengan ditemukannya Teknologi  nano yang memungkinkan untuk membuat transistor dengan ukuran 0,18 micron atau 0,18 x 10-6 m, betapa kecilnya.
             Proses pembuatan IC diawali dari merancang rangkaian elektronika sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Rancangan Ini  kemudian dituangkan ke bentuk IC melalui proses yang cukup panjang dan hati-hati. Wadah yang digunakan untuk mengimplementasikan rangkaian elektronika ini dinamakan dengan wafer. Satu lembar wafer dapat berharga berjuta-juta rupiah sehingga agar break event point atau kembali modal plus keuntungan, pabrik pembuat IC akan memproduksinya dalam jumlah besar. Pengerjaan IC ini harus dilakukan dalam ruangan dengan suhu di bawah 18o C dengan konsentrasi debu satu pro mil atau 1/1000 dan pekerjanya harus menggunakan pakaian khusus seperti dokter bedah. Mengapa demikian ? Aturan ini diberlakukan untuk mencegah debu yang menempel di baju, di tangan atau yang melayang di udara menempel pada rancangan rangkaian elektronika di wafer. Pada kadar tertentu, debu yang menempel dapat mempengaruhi karakteristik IC yang dibuat dan dapat menggagalkan produksi. Penulis pernah melaksanakan sendiri kegiatan ini sewaktu kuliah di Teknik Elektro ITB dan sangat mengasyikkan.
            Kegiatan pembuatan IC seperti di atas tidak sulit untuk rangkaian-rangkaian sederhana dengan jumlah komponen yang minim. Namun pada saat rangkaian yang akan diimplementasikan sangat kompleks dengan komponen yang ribuan jumlahnya diperlukan cara lain agar perancangannya lebih cepat dan meminimisasi kemungkinan kesalahan yang dapat berakibat fatal. Dengan tujuan agar IC yang dibuat telah benar-benar memenuhi persyaratan yang diberikan, dirancanglah suatu perangkat lunak (software) untuk tugas-tugas peracangan IC yang dinamakan dengan Very High Speed Integrated Circuit Hardware Description Language (VHSIC HDL) yang lebih dikenal dengan VHDL.

a)  Sekilas VHDL
            VHDL adalah software yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku dan Struktur
rancangan perangkat keras (hardware) sistem digital elektronika baik rangkaian digital konvensional maupun Applied Specific Integrated Circuit (ASIC) dan Field Programmable Gate Array (FPGA). Pada dasarnya VHDL dirancang untuk mengisi sejumlah kebutuhan dalam proses perancangan sistem digital elektronika. Pertama, ia mengijinkan penjelasan struktur suatu
rancangan yakni bagaimana rancangan itu didekomposisi ke dalam sub-sub rancangan dan bagaimana sub-sub rancangan tersebut berhubungan. Kedua, ia mengijinkan Psenpesifikasian
fungsi suatu rancangan menggunakan bentuk-bentuk bahasa pemrograman yang sudah dikenal.
Ketiga, sebagai hasil akhir, ia mengijinkan suatu rancangan disimulasikan sebelum diproduksi
sehingga para perancangnya dapat dengan cepat membandingkan alternatif-alternatif dan menguji ketepatan fungsinya tanpa penundaan dan penambahan biaya untuk mem-prototype hardware lagi.
             Simulasi dan sintesa adalah dua perangkat (tool) utama VHDL. Fasilitas simulasi digunakan untuk mensimulasikan program rangkaian untuk menguji ketepatan fungsinya. Fasilitas sintesa digunakan untuk menguji kelayakan rangkaian untuk diimplementasikan ke bentuk hardware-nya karena dalam beberapa kasus rangkaian yang berhasil disimulasikan dengan sempurna tidak menjamin lulus dari pengujian sintesa. Bila ini yang terjadi harus ada modifikasi pada program rangkaian dan siklus perancangan dimulai lagi dari awal. Penulis pernah mengalami masalah yangsama ketika mensimulasikan rangkaian digital fungsi XOR. Ternyata tidak mudah karena harus mempunyai programming sense yang tinggi agar rangkaian yang dirancang dengan pengkodean (coding) tersebut dapat melewati fase sintesa dengan mulus untuk kemudian diproduksi dalamjumlah besar.